Selasa, 29 April 2008

MITHOS TENTANG KUCING

Oleh : Paulus FS

Kucing merupakan salah satu binatang peliharaan yang paling disukai orang, selain dipelihara sebagai mainan yang suka dimanja, kucing juga bermanfaat sebagai penjaga rumah dari ancaman populasi tikus.
Namun selain disukai, ada juga yang membenci kucing, karena sering mendatangkan masalah, menyimpan makanan apalagi jenis daging atau ikan, kemudian ada juga yang alergi dengan bulu kucing, yang bisa mendatangkan ashma.
Dibeberapa daerah, termasuk Kalbar salah satunya, sangat mempercayai adanya mithos, bahwa jika berkendaraan dijalan, lalu menabrak kucing orang pasti dilanda kekuatiran, sehingga kalau orang menabrak kucing, biasanya bangkai kucing tersebut diperlakukan agak sedikit istimewa dari binatang lainnya.
Ada yang mengambil bangkai kucing untuk dikuburkan dengan layak, ada yang menutup bangkai kucing dengan pakaian yang sedang dipakai dan ada pula yang meletakan sejumlah uang diatas bangkai kucing tersebut.
Apa sesungguhnya yang menjadi keistimewaan binatang kucing di bandingkan dengan binatang lainnya, misteri apa yang terkandung didalamnya ? ceritera yang didapatkan seputar kucing bisa bermacam-macam.
Jaman dahulu kala, hidup seorang raja yang gagah perkasa, keperkasaannya tak satupun raja dinegeri tetangga dapat menandinginya. Negeri yang dipimpinya sangat luas dan memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah, boleh dikatakan kehidupan rakyatnya makmur, meskipun raja tersebut agak kejam, namun tetap saja dicintai oleh rakyatnya.
Karena begitu kagum akan keperkasaan rajanya, banyak rakyat yang dengan rela menyerahkan anak gadis yang cantik-cantik untuk dipersunting oleh raja, kalaupun raja tidak bersedia untuk mempersuntingnya, bahkan mereka dengan rela minta raja menghamilinya, satu alasan yang kuat bagi rakyat yang mengagumi raja mereka ini, adalah ingin mendapat keturunan yang gagah perkasa dan cerdas.
Suatu hari, raja berjalan-jalan keliling negeri kekuasaannya, sekedar ingin melihat-lihat keadaan rakyat dan negerinya. Berhari-hari duduk dikereta kuda berhiaskan emas permata, sesekali raja melonggarkan otot-ototnya dengan berjalan kaki.
Sekian lama berjalan keliling negeri kekuasaannya, raja mengajak seluruh rombongan untuk kembali ke kerajaan, raja menginginkan jalan pulangnya melewati hutan rimba, rimba yang dilaluinya, rimba yang menyimpan segudang kenangan, dirimba itu raja pernah bertemu dengan seorang gadis yang paling cantik yang pernah dilihat seumur hidupnya, dirimba itu pula suksesnya mulai terukir, karena dirimba tersebut raja sebelumnya mangkat, karena setelah berhari-hari perang mempertahankan negerinya, saat itulah, sebelum menghembuskan nafas yang terakhir, raja yang lama menyerahkan tongkat kerajaan kepadanya.
Raja menginginkan untuk nginap ditengah rimba yang penuh kenangan itu, maka diperintahkanlah seluruh pasukan pengawal untuk mendirikan tenda.
Naas nasib sang raja, subuh sekitar pukul 03:00 waktu setempat, hujan deras mengguyur seluruh negeri, dalam derasnya hujan dan kencangnaya angin, membuat sebatang pohon besar dan tinggi tumbang, pertengahan batang tepat mengenai tenda, tempat dimana raja istirahat, ibarat untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Raja terimpa sebatang pohon besar, sehingga membuat seluruh rombongan dan pasukan kocar-kacir berusaha menyelamatkan sang rajanya.
Sekujur tubuh raja laksana emping pipihnya akibat di timpa oleh pohon tersebut.
Jenasah raja dibawa pulang ke kerajaan, seluruh negeri kekuasaan raja berduka hingga kepelosok.
Berdasarkan kebiasaan, raja yang mangkat, tujuh hari-tujuh malam baru di kremasi setelah dipersembahkan kepada seluruh rakyat yang datang dari berbagai pelosok, bahkan perwakilan-perwakilan kerajaan tetangga.
Raja negeri ini mempunyai ratusan selir, mempunyai ratusan tabib serta yang lainnya, seluruh selir bergantian menciumi raja untuk terakhir kalinya, demikian pula dengan tabib-tabib, mereka satu persatu menunjukan kebolehannya untuk bagaimana menghidupkan raja kembali, namun satupun tidak ada yang berhasil.
Suatu malam, tepat tiga malam raja disemayamkan ditempat yang memang diperuntukan menyemayamkan raja-raja yang mengkat sebelum dikremasi, seorang gadis miskin bermimpi didatangi oleh orang tua, berbadan manusia, berwajah mirip dengan binatang kucing. Dalam mimpinya gadis miskin tersebut merasa ketakutan sekali, namun orang tua tersebutpun mulai bicara, katanya
Mengapa kamu bersedih ?
Gadis itupun keheranan bercampur takut menjawab, sa. sa. saya sedih karena raja kami mangkat tiga hari yang lalu, sewaktu raja masih hidup, saya ingin sekali raja mempersunting saya untuk menjadi salah satu isterinya, tapi karena saya keturunan kaum bawah, saya urungkan seluruh niat saya.
Gadis manis.....kamu jangan sedih dan jangan berkecil hati, kamu bisa menjadi isteri rajamu itu. Kata orang tua tersebut.
Namun apa kata gadis miskin tersebut sambil tersentak, mana mungkin !!! raja kan sudah mati !!!!
Kata orang tua berwajah kucing tersebut, percayalah.......nak, dirumahmu ada tiga ekor binatang yang mirip dengan wajahku ini, salah satunya mempunyai bulu tiga warna, kau bunuh ambil empedunya, setelah itu kamu pergi ke Istana, minta ijin kepada penjaga istana, namun jangan katakan pada siapapun tentang apa nama barang yang kamu bawa, yang boleh kamu katakan, bahwa dengan barang tersebut, raja bisa hidup kembali.
Gadis miskin merasa sedih bercampur gembira, sedih karena kucing kesayangannya harus dikorbankan, sedangkan bahagianya, gadis miskin tersebut telah membayangkan raja hidup kembali dan mempersuntingnya menjadi isteri.
Setalah terjaga, gadis miskin melakukan apa yang didapatnya dari mimpi, tak seorangpun yang mengetahui apa yang sedang dilakukannya terhadap kucing kesayangannya.
Setelah semua siap, iapun pergi keistana, langsung menghadap dan masuk, jenasah raja dikelilingi oleh para selir, sedangkan permaisuri duduk diatas takhta kebesaran, ditemani oleh dayang-dayang.
Dengan mengucafkan ampun beribu maaf, gadis miskin mengutarakan maksud kedatangannya, semua orang yang hadir disitu berdiri, tak terkecuali para selir serta memerintahkan hulubalang untuk menyeret gadis miskin tersebut keluar Istana, karena dianggab orang gila.

Begitu para hulubalang beranjak dari tempatnya untuk mendekati gadis miskin tersebut, dengan lantang Permaisuri berkata, padahal sudah selama empat hari sejak raja tertimpa pohon, permaisuri tidak mau bicara. Katanya,....biarkan gadis itu melakukan apa yang bisa ia lakukan, bukankah para tabib juga melakukan hal yang sama terhadap jenasah baginda dan tidak berhasil, mengapa kalian semua tidak menganggabnya gila ?
Lalu kata permaisuri lagi, siapa kamu, dan apa yang kamu bawa sehingga kamu berani mengatakan baginda bisa hidup kembali.
Jawab gadis miskin sambil memohon ampun, tuan putri,.....saya hanyalah seorang gadis miskin, yang saya bawa untuk menghidupkan kembali Baginda Raja, hanyalah sebuah keyakinan.
Kata permaisuri, baiklah kalau begitu, namun sebelumnya, jika Baginda benar-benar bisa kamu hidupkan, katakan apa yang kamu inginkan ?
Jawab gadis miskin, yang mulia putri, mohon ampun beribu ampun, apabila permintaan hamba terasa tidak pantas dan terlalu berlebihan bagi tuan putri.
Kata permaisuri lagi, katakanlah,..... apapun yang kamu minta semua akan menjadi pantas apabila engkau benar-benar bisa menghidupkan kembali Baginda Raja.
Gadis miskin mengatakan dengan sangat hati-hati sambil menundukan wajahnya, saya ingin raja mempersunting saya apabila raja hidup kembali.
Tuan putri tersenyum dan menganggukan kepalanya pertanda setuju dengan permintaan gadis miskin, karena bagi permaisuri, yang terpenting adalah raja hidup kembali.

Lalu,.... gadis miskin mendekati jenasah Baginda Raja yang diletakan pada takhtanya para orang kerajaan yang mati, kemudian gadis kecil meminta beberapa orang hulu balang untuk membantunya, mengangkat jenasah dibuat dalam posisi seperti duduk, kemudian gadis miskin meminta satu sloki air putih, dipecahkan empedu kucing yang dibawanya, dicampurkan dengan air yang dimintanya tadi, lalu dituangkan kedalam mulut Baginda Raja.
Setelah selesai, jenasah dibawa ketempat tidur, dibaringkan dan diselimuti dari ujung kaki sampai kepala, lalu kata gadis miskin itu,.... baginda putri, sekarang kita semua keluar dari kamar....biarkan raja berbaring dalam beberapa jam.
Semenjak gadis miskin dan permaisuri keluar dari kamar, keadaan menjadi hening, tak satupun yang berani angkat bicara, karena ingin melihat apa sesungguhnya yang akan terjadi, benarkah yang dikatakan gadis miskin tersebut bahwa raja mereka bisa hidup kembali ?
Selama kurang lebih delapan jam lamanya, istana kerajaan diselimuti keheningan, tiba-tiba, permaisuri beranjak dan berlari menuju kamar dimana Baginda Raja dibaringkan, karena tuan putri mendengar seperti ada yang merintih kesakitan. Betapa terkejutnya sang putri, antara percaya dan tidak, mendapati selimut yang menutupi jenasah Baginda Raja sudak tersibak, menangis histeris sambil meneriakan, Raja hidup kembali......Raja hidup kembali....... Raja hidup kembali
Seketika kerajaan seperti mau pecah oleh suara tangis dan haru biru keluarga kerajaan serta rakyat yang bersedia bertahan selama berhari-hari .
Gadis miskin beranjak dari tempat duduknya, mengambil segelas air dan mencampurkan kembali sisa empedu yang ada dan diminumkan kepada raja.
Saat itu pula, permaisuri memerintahkan kepada dayang-dayang untuk melayani gadis miskin tersebut layaknya melayani permaisuri, dimandikan, dihidangkan makanan dan minuman yang biasa dimakan dan diminum oleh keluarga kerajaan.
Dua bulan setelah kejadian yang mengharukan sekaligus mengherankan tersebut, kondisi Baginda Raja sudah benar-benar pulih, permaisuri yang yang telah menyetujui permintaan gadis miskin, menceriterakan perihal tersebut kepada Baginda Raja. Baginda Raja seakan tidak percaya dengan apa yang diceriterakan oleh permaisuri kepadanya, serta merta memerintahkan dayang-dayang untuk menghadapkan gadis miskin kepadanya. Karena selama berada dilingkungan kerajaan, gadis miskin dirawat dengan baik oleh dayang-dayang, nampaklah kecantikannya luar biasa melebihi kecantikan seluruh wanita yang ada dilingkungan istana, termasuk mengalahkan kecantikan permaisuri.
Raja terkesima, sampai-sampai tak berucap sepatah katapun menyaksikan kecantikan gadis miskin yang luar biasa, membuatnya teringat kembali akan apa yang pernah dilihatnya saat menerima tongkat kerajaan, dirimba dimana ia tertimpa sebatang pohon. Rupanya gadis miskin adalah anak seorang gadis yang dulu pernah dilihat oleh raja sebelum menjadi raja, dihutan itu mencari kayu bakar untuk dijual.
Seminggu kemudian raja membuat pengumuman bahwa ia akan mempersunting gadis miskin untuk menjadi isteri, tentunya lebih istimewa dari para selir yang begitu banyak bertaburan diistana.
Kebaikan hati permaisuri, supaya Baginda Raja memberi perhatian lebih kepada gadis miskin yang telah dipersunting menjadi isteri raja.
Tiga bulan hidup bersama raja, yang dirasakan hanyalah kebahagiaan yang tak pernah dirasakan sebelumnya oleh si gadis miskin. Tiba-tiba dalam tidur lelapnya gadis miskin kembali didatangi oleh orang tua yang dulu memberinya tahu obat untuk menyembukan raja, dalam mimpinya kali ini, orang tua tersebut tidak lagi menampakan keseraman meski wajahnya tetap seperti wajah kucing.
Sambil tersenyum orang tua tersebut berpesan kepada gadis miskin, anaku...... apa yang telah kamu peroleh,.... ceriterakanlah pada raja suamimu, dan mulai sekarang jika ada saudaramu, yang jatuh dari pohon atau apa saja, itulah obatnya “empedu kucing atau jika kamu mudah mendapatkan empedu beruang, itu lebih baik.

Keesokan harinya, gadis miskin menceriterakan apa sesungguhnya obat yang ia gunakan untuk membuat raja hidup kembali, namun sekali lagi gadis miskin yang sudah menjadi tuan putri berpesan, agar raja tidak menceriterakannya pada orang lain.
Maka, setelah mendengar ceritera isterinya si gadis miskin, raja memberikan pengumuman kepada seluruh rakyatnya, padahal sebelumnya raja sangat membenci yang namanya binatang kucing, karena pernah suatu hari kucing memakan burung perkutut kesayangannya, pengumumannya antara lain :
1. Mulai hari ini tidak ada yang boleh membunuh kucing, apabila ada sial hukumnya
2. Mulai hari ini apabila ada yang menghilangkan nyawa kucing baik di sengaja ataupun tidak, harap membayarnya, mengorbankan pakaian yang sedang digunakannya, atau melakukan penguburan terhadap mayat kucing secara layak
3. Kucing yang berbulu warna tiga, harus diserahkan pada raja, karena permaisuri menginginkannya.

Mulai saat itu pula, si gadis miskin yang telah menjadi isteri raja hidup dengan sangat bahagia, apapun yang diinginkannya, raja tidak pernah menolak.
Dengan kehadiran gadis miskin di lingkungan istana, persaingan antar selir tidak ada lagi, permaisuri yang pertama memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada gadis miskin untuk mendampingi raja dan mengurus bagian para selir.
Selain menjadi permaisuri dilingkungan kerajaan, gadis miskin menjadi tabib yang terkenal, siapapun yang sakit selalu didatangi, empedu kucing menjadi kepala seluruh ramuan obat yang digunakan, terlebih orang baru jatuh dari pohon atau orang yang kena pangkong, memar tanpa mengeluarkan darah, dan lain sebagainya.

Jumlah jiwa kucing yang dipeliharanya melebihi jumlah manusia yang hidup diistana.
Kucing bulu tiga menjadi pelihraan sang putri gadis miskin sedangkan kucing yang bulunya bukan golongan bulu tiga dipelihara untuk diambil empedunya untuk dijadikan kepala obat.
Hingga akhir hayatnya, raja dan sang putri gadis miskin tidak menyingkap rahasia tentang kucing, kenapa tidak boleh dibunuh disengaja ataupun tidak disengaja.
Pada akhirnya hingga sekarang, ketika melihat kucing dijalan orang tetap berhati-hati, jangan sampai menabrak kucing.

Tidak ada komentar: